Senin, 14 November 2011

Kecanduan Pornografi Bisa Bikin Orang Jadi Anoreksia Seksual

Kecanduan pornografi merupakan kecanduan yang paling sulit diobati. Tak hanya merusak otak, kecanduan pornografi juga bisa menyebabkan pria impoten. Selain itu, studi baru menunjukkan kecanduan pornografi bikin orang rentan menderita anoreksia seksual.

Dalam laporan studi yang sudah dipublikasikan pada Italian Society of Andrology and Sexual Medicine, dari 28.000 pria yang disurvei peneliti menemukan bahwa kebanyakan pria akan menonton film porno pada usia muda, sekitar 14 hingga 20-an tahun.

"Semakin banyak pria muda Italia menderita dari 'anoreksia seksual' dan tidak mampu untuk mendapatkan ereksi karena penggunaan internet untuk pornografi yang biasanya dimulai pada usia remaja," jelas Marnia Robinson, pemimpin studi, seperti dilansir menshealth, Senin (14/11/2011).

Anoreksia yang berasal dari bahasa Yunani berarti tanpa nafsu makan. Istilah anoreksia seksual digunakan untuk menggambarkan kondisi berkurangnya nafsu seksual. Orang dengan anoreksia seksual biasanya takut dengan keintimnan, kontak seksual, malu dan membenci diri sendiri atas pengalaman seksual.

Robinson mengatakan penyebab orang menjadi pecandu pornografi dan anoreksia seksual adalah masalah fisiologis, bukan psikologis karena langsung mempengaruhi sistem di otak.

"Pornografi gratis, mudah untuk diakses, tersedia dalam setiap detik, 24 jam per hari dan 7 hari seminggu. Over stimulasi (rangsangan) di sirkuit otak sangat mungkin terjadi setiap hari," jelas Robinson.

Menurut para ahli, obsesi yang tumbuh dengan pornografi di kalangan pria akan mempengaruhi hubungannya dengan pasangan secara nyata.

"Sekali seseorang mulai menonton film porno maka ia akan melakukannya secara teratur. Ketika ia tidak mendapatkan 'tendangan' dari film porno, ia akan mencari rangsangan yang lebih tinggi. Dia kehilangan minat dalam tindakan seksual dengan pasangannya (secara nyata) karena ia tidak menemukan hal yang cukup menarik baginya," jelas psikiater Dr. Avdesh Sharma.

Menurut Dr. Avdesh Sharma, kebiasaan menonton film porno biasanya juga menyebabkan harapan seseorang menjadi tidak realistis. Apapun yang ia lihat telah didramatisir oleh pornografi, namun mereka cenderung mengharapkan hal yang sama dalam kehidupan nyata.

"Hasilnya, kepahitan antara pasangan, keintiman hilang dan seringkali timbul perceraian," jelas pakar hubungan Dr Kamal Khurana.

Untuk sembuh dari kecanduan pornografi pun bukanlah hal yang mudah. Saat berusaha berhenti, orang akan banyak mendapatkan tantangan seperti turunnya libido (gairah seksual) sementara dan gejala penarikan yang meliputi insomnia, lekas marah, panik, putus asa, gangguan konsentrasi dan bahkan gejala seperti flu.

"Otak membutuhkan kesempatan untuk 'reboot' atau kembali ke sensitivitas dopamin normal," tutup Robinson.



sumber:
Read More......

Penyakit - penyakit Akibat Gusi dan Mulut yang Tak Terawat

Jangan sepelekan kebersihan dan kesehatan gusi dan mulut, sebab kondisi kesehatan seseorang dapat dilihat dari gusi dan mulutnya. Gusi merah, bengkak, dan berdarah dapat menjadi pertanda penyakit jantung dan diabetes.

Bakteri dari mulut juga dapat masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan peradangan di bagian lain dalam tubuh. Jika tidak diobati, penyakit gusi dapat meningkatkan risiko sejumlah penyakit yang terkait dengan peradangan.

Berikut hal-hal yang perlu diwaspadai mengenai kesehatan gusi dan mulut seperti dikutip dari WebMD, Senin (14/11/2011):

1. Bakteri dari Mulut Dapat Menyerang Jantung
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penderita penyakit gusi lebih mungkin menderita penyakit jantung daripada orang sehat. Para peneliti tidak yakin mengapa hubungan ini ada.

Satu teori yang masuk akal adalah bakteri dari mulut masuk dalam aliran darah dan menempel pada plak lemak dalam arteri sehingga menyebabkan peradangan dan menyebabkan serangan jantung.

2. Gusi Penyakit dan Diabetes
Diabetes dapat mengurangi daya tahan tubuh terhadap infeksi. Gula darah tinggi meningkatkan risiko penyakit gusi. Terlebih lagi, penyakit gusi dapat membuat orang sulit menjaga kadar gula darahnya.

Lindungi gusi dengan menjaga kadar gula darah tetap normal. Sikatlah gigi setiap makan dan bersihkan sela-sela gigi dengan benang setiap hari.

3. Mulut dan Lidah Kering Penyebab Kerusakan Gigi
Empat juta orang Amerika yang mengalami sindrom Sjögren lebih rentan memiliki masalah kesehatan mulut. Pada sindrom Sjögren, sistem kekebalan tubuh keliru menyerang saluran air mata dan kelenjar air liur sehingga menyebabkan mata dan mulut sangat kering (xerostomia).

Air liur membantu melindungi gigi dan gusi dari bakteri yang menyebabkan gigi berlubang dan radang gusi. Mulut yang kering lebih rentan terhadap kerusakan gigi dan penyakit gusi.

4. Obat Dapat Menyebabkan Mulut Kering
Antihistamin, dekongestan, obat penghilang rasa sakit, dan antidepresan adalah salah satu obat yang dapat menyebabkan mulut kering. Bicarakan dengan dokter atau dokter gigi untuk mengetahui apakah obat yang akan diminum mempengaruhi kesehatan mulut dan apa yang dapat diperbuat untuk mengatasinya.

5. Stres dan Gigi Gemeretak
Stres, cemas atau depresi nampaknya berisiko tinggi mengganggu kesehatan mulut. Stres menghasilkan tingkat hormon kortisol tinggi yang membuat kekacauan pada gusi dan tubuh. Stres juga menyebabkan orang tidak merawat kesehatan mulutnya.

Lebih dari 50% orang ketika stres jadi tidak rajin menyikat gigi atau membersihkan sela-sela gigi dengan benang. Hal lain yang berkaitan dengan stres adalah kebiasaan merokok, minum alkohol, dan menggertakkan gigi (bruxism).

6. Osteoporosis Menyebabkan Gigi Tanggal
Osteoporosis atau penyakit rapuh tulang mempengaruhi semua tulang dalam tubuh, termasuk tulang rahang, dan dapat menyebabkan tanggalnya gigi. Bakteri periodontitis penyebab penyakit gusi yang parah juga dapat merusak tulang rahang.

Salah satu jenis obat osteoporosis (bifosfonat) dapat meningkatkan risiko terkena penyakit langka yang disebut osteonekrosis, yaitu matinya tulang rahang.

7. Gusi Pucat Pertanda Anemia
Mulut dapat menjadi pucat jika terserang anemia dan lidah bisa menjadi bengkak dan halus (glossitis). Bila mengalami anemia, tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah atau sel darah merah tidak cukup mengandung hemoglobin. Akibatnya, tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen.

8. Gangguan Makan Dapat Mengikis Enamel Gigi
Dokter gigi bisa melihat tanda-tanda gangguan makan seperti bulimia. Asam lambung akibat muntah yang berulang sangat dapat mengikis enamel gigi. Obat pencahar juga dapat memicu pembengkakan di mulut, tenggorokan, dan kelenjar ludah serta bau mulut.

Anoreksia, bulimia, dan gangguan makan lainnya juga dapat menyebabkan kekurangan gizi serius yang dapat mempengaruhi kesehatan gigi.

9. Sariawan bisa jadi pertanda HIV
Penderita HIV / AIDS umumnya mengalami mengalami sariawan, kutil mulut, lepuh demam, sariawan dan leukoplakia, yaitu bercak putih atau abu-abu pada lidah atau bagian dalam pipi.

Penyakit ini melemahkan sistem kekebalan tubuh dalam mencegah infeksi. Penderita HIV / AIDS juga dapat mengalami mulut kering yang meningkatkan risiko kerusakan gigi dan dapat membuat mengunyah, makan, menelan, atau berbicara menjadi sulit.

10. Mengobati Penyakit Gusi Dapat Membantu Nyeri Sendi
Penderita rheumatoid arthritis (RA) atau nyeri sendi delapan kali lipat lebih mungkin memiliki penyakit gusi daripada orang normal. Lebih parah lagi, penderita nyeri sendi dapat mengalami kesulitan menyikat gigi dan memebersihkan sela-sela gigi dengan benang karena sendi jarinya rusak.

Namun mengobati peradangan gusi dan infeksi dapat mengurangi nyeri dan peradangan pada sendi.

11. Gigi Tanggal dan Penyakit Ginjal
Orang dewasa tanpa gigi cenderung memiliki penyakit ginjal kronis dibandingkan dengan yang masih memiliki gigi. Hubungan antara penyakit ginjal dengan penyakit gigi dan mulut masih belum sepenuhnya jelas. Namun merawat gigi dan gusi nampaknya dapat mengurangi risiko penyakit ginjal kronis.

12. Penyakit Gusi dan Kelahiran Prematur
Ibu hamil dan memiliki penyakit gusi lebih berisiko memiliki bayi yang lahir prematur dan kecil bobotnya. Hubungan antara dua kondisi tersebut masih kurang dipahami sampai sekarang. Kehamilan dan perubahan hormon juga tampaknya memperburuk penyakit gusi.

13. Tips untuk menjaga Gigi dan Gusi tetap Sehat

Gusi sehat harus terlihat merah muda dan kuat, tidak merah dan bengkak. Untuk menjaga gusi sehat, jaga kebersihan mulut dengan baik.

Sikat gigi setidaknya dua kali sehari, bersihkan sela-sela gigi dengan benang setidaknya sekali sehari, periksa ke dokter gigi secara teratur, dan hindari merokok atau mengunyah tembakau.


sumber:
Read More......